Jumat, 03 Mei 2013

metode memotivasi siswa



MAKALAH
STRATEGI MENUMBUHKAN MOTIVASI SISWA
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
                                          Oleh :

SRI MULIYANI (15.1.12.9.161)

MUHAMMAD IZZUDDIN (15.1.12.9.132)

SARANI (15.1.12.9.162)

FITRIATUN HILMI (15.1.12.9.156)

JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirah Allah swt. Karena dengan rahmatnya kita bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “STRATEGI MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR “ makalah ini kami ajukan sebagai guna memenuhi tugas mata kuliyah “ Strategi Pembelajaran”
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dosen, yang telah membimbing kami  sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa, masyarakat dan mamfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua, Aminnn

BAB I

PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang
Bayi dan anak-anak  mempunyai motivasi untuk belajar dari rasa ingin tahu secara alami, didorong oleh keinginan untuk  berinteraksi, mengenal dan memahami lingkungan sekitar mereka. Sangat jarang kita mendengar guru TK yang mengeluhkan muridnya “tidak termotivasi”. Sejalan dengan pertumbuhannya, ketertarikan dan semangat untuk belajar pada kebanyakan anak mulai berkurang dan belajar  sering menjadi beban, yang kadang berhubungan dengan kebosanan. Sebagian siswa SMP masih mempunyai antusiasme alami untuk belajar, sebagian yang lain meskipun hadir di kelas namun absen secara mental.
Menurunya motivasi dan munculnya kebosanan dikelas dapat mengarah pada masalah kedisiplinan. Siswa yang tidak tertarik  pada apa yang mereka pelajari atau tidak melihat adanya relevansi didalamnya bisa menjadi gangguan dikelas karena adanya perbedaan nilai dan tujuanantar siswa dan sistem guru. Sepertinya bukan kejadian luar biasa mendengar mengeluhkan anak didiknya “malas” atau “nakal. Namun coba pikirkan anak didik yang anda beri label ini  di kelas. Sangat mungkin mereka ini adalah anak yang tidak memiliki motivasi untuk belajar. Mungkin mereka “malas” atau “nakal” karena alasan tertentu.
Guru senantiasa mencoba bermacam cara untuk memotivasi siswanya. Namun sangat disayangkan, kebanyakan cara yang digunakan adalah negatif, seperti ancaman, hukuman, paksaan. Berapa kali kita mendengar guru mengancam untuk memberikan nilai jelek pada seorang siswa karena tidak mau belajar dengan giat atau memberi hukuman karena siswa tidak mengerjakan PR,? Guru menggunakan cara ini karena cara ini dianggap paling mudah untuk dilakukan. Banyak guru yang tidak peduli dan tetap menerapkan metode agresif ini, termasuk menggunakan kekerasan fisik untuk mendisplinkan siswanya. Beberapa metode ini sungguh tidak tepat dan kadang-kadang melanggar hukum. Disamping itu, metode-metode semacam ini sering kali tidak efektif dan justru hasilnya kebalikan yang diharapkan. Bukanya memotivasi siswa untuk belajar  dengan lebih baik, justru membuat siswa semakin tertekan, gelisah, takut terhadap gurunya, rasa percaya dirinya turun dan merasa tidak aman dan nyaman di sekolah. Akibatnya semakin banyak siswa yang drop out (DO).

2.     Rumusan  Masalah
1)      Apa yang dimaksud dengan Motivasi ???
2)      Apa fungsi dari motivasi ???
3)      Apa sumber dari motivasi ???
4)      Apa strategi untuk menumbuhkan motivasi ???

3.     Tujuan Penulisan
1)      Agar kita mengetahui pengertian motivasi itu sendiri
2)      Agar kita mengetahui fungsi dari motivasi itu
3)      Agar kita mengetahui sumber dari motivasi
4)      Agar kita mengetahui strategi untuk menumbuhkan motivasi dalam siswa

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Motivasi

Motivasi berpangkal dari kata “motif”, yang dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukuan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan. Misalnya, kebutuhan seseorang akan makanan menuntut seseorang mendorong untuk bekerja. Kebutuhan akan pengakuan sosial mendorong seseorang untuk melakukan berbagai upaya kegiatan sosial. Motivasi-motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu. Terhadap tenaga-tenaga tersebut para ahli memberikan istilah yang berbeda, seperti desakan atau drive, motif atau motive, kebutuhan atau need dan keinginan atau wish.
Desakan atau drive  diartikan sebagai dorongan yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani. Motif adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan piksi atau rohaniah. Kebutuhan atau need adalah suatu keadaan dimana individu merasakan adanya kekurangan atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya, sedangkan wish adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki suatu yang dibutuhkan. Kondisi-kondisi yang mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan disebut motivasi.
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk  melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-sebabnya kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya, atau singkatnya perlu diberikan motivasi.
Menurut wexley & yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif atau keadaan yang menjadi motif. Menurut Mitchell (dalam dalam winardi, 2002) motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan pada tujuan tertentu. Gray (dalam winardi, 2002) mendefinisikan motivasi sebagai sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan perssistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Adapun menurut Mc Donald (sardiman, 2004), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: 1) Durasi kegiatan; 2) frekuensi kegiatan; 3) persistensi pada kegiatan; 4) ketabahan,keuletan dan kemampuan dalam menghadapi ritangan dan kesulitan; 5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; 6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; 7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; 8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.   
B.     Fungsi Motivasi

Oemar Hamalik (2002) dan Sardiman menyebutkan ada tiga fungsi motivasi:

1.      Mendorong manusia untuk berbuat. Artinya: motivasi biasa dijadikan sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini  merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.      Menetukan arah perbutan kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan yang tujuannya.
3.      Menyeleksi perbuatan, yaitu : menetukan perbuatan-perbuatan apa apayang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermamfaat bagi tujuan tersebut.

Dari beberapa uraian diatas, nampak jelas bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengaruh, dan sekligus sebagai penggerak prilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara dan terutama memenuhi kebutuhan siswa.
                               
C.    Sumber Motivasi

Berkaitan dengan sumber motivasi dapat dilihat pada uraian berikut ini.
1.      Faktor internal (yang berasal dari dalam diri individu)
              Faktor yang berasal dari dalam diri individu terdiri atas beberapa hal.
a.       Adanya kebutuhan
Menurut Ngalim Purwanto “tindakan yang dilakukukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun psikis”. Dari pendapat tersebut, ketika keluarga memberikan motivasi kepada anak haruslah diawali dengan berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan anak yang akan di motivasi. “ memahami kebutuhan anak adalah semata-mata untuk untuk memberi peluang pada anak memilih berbagai alternatif yang tersedia dalam suatu lingkungan yang kaya stimulasi”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa orang tua harus mengetahui kebutuhan anak.
b.      Persepsi individu mengenai diri sendiri
Seseorang termotivasi atau tidak melakukan sesuatu banyak bergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak.
c.       Harga diri dan Prestasi
Faktor ini  mendorong atau mengarahkan individu (memotivasi) untuk berusaha untuk menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat, serta dapat mendorong individu untuk berprestasi.
d.      Adanya cita-cita dan harapan masa depan
Cita-cita dan harapan merupakan informasi objektif dari lingkungan yang memengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang, harapan merupak tujuan dari perilaku yang selanjutnya menjadi pendorong. Cita-cita mempunyai pengaruh besar. Cita-cita merupakan pusat bermacam-macam kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu biasanya direalisasikan disekitar cita-cita tersebut sehingga cita-cita tersebut mampu memberikan energi kepada anak untuk melakukan sesuatu aktifitas belajar.
e.       Keinginan tentang kemajuan dirinya
Menurut sardiman “melalui aktualisassi dirin pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu”
f.       Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan disertai dengan minat.
g.      Kepuasan kinerja
Kepuasan kinerja lebih merupakan suatu dorongan efektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai gosl atau tujuan yang diinginkan dari suatu prilaku.

2.      Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri individu)
            Ada beberapa cara untuk menumbuhkan  dan membangkitkan anak agar melakukan aktifitas belajar, diantarannya adalah sebagai berikut:
a.       Pemberian hadiah
Hadiah merupakan alat pendidik yang bersifat positif dan fungsinya sebagai alat pendidik refresif positif. Hadiah juga alat pendorong untuk belajar lebih aktif. Motivasi dalam bentuk hadiah ini dapat membuahkan semangat belajar dalam mempelajari materi-materi pelajaran.
b.      Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong belajar anak, baik persaingan individu atau kelompok dalamrangka meningkatkan prestasi belajar anak.
c.       Hukuman
Hukuman merupakan pendidikan yang tidak menyenangkan, alat yang bersifat negative. Namun demikian, hukuman dapat menjadi alat motivasi atau pendorong untuk mempergiat belajar anak. Anak akan berusaha untuk mendapatkan  tugas yang menjadi tanggung jawabnya agar terhindar dari hukuman.
d.      Pujian
Menurut sudirman pujian merupakan bentuk yang reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Apabila anak berhasil dalam kegiatan belajar, pihak keluarga perlu memberikan pujian pada anak. Positifnya pujian tersebut dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi jika pujian yang diberikan kepada anak tidak berlebihan.
e.       Situasi lingkunga pada umumnya
Setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya.
f.       Sistem imbalan yang diterima
Imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat memengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan. Perilaku dipandang sebagai tujuan sehingga ketika tujuan tercapai , akan timbul imbalan.

D.    Strategi Memotivasi Siswa

          Al-Ghazali dalam kitabnya  Tahdzib Al-Akhlak  wa  Mu’alajat Amradh al-Qulub  mengemuakan bahwa  setiap kali seorang anak menunjukkan perilaku mulia atau perbuatan yang baik sekiranya ia memperoleh pujian dan jika perlu diberi hadiah atau ditujukan pujian kepadanya didepan orang-orang sekitarnya.
          Berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa  didepan kelas. Apabila  siswa termotivasi, kecil kemungkinan terjadi masalah pengelolaan kelas dan disiplin.
1.      Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik
    Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin jelas besar pula motivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar.
2.      Gunakan Metode dan Kegiatan yang Beragam
          Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Siswa yang bosan cendrung akan menggangu proses belajar. Variasi akan membuat siswa akan tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda  dengan menggunakan metode belajar yang bevariasi didalam kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran,  debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil.
3.      Jadikan Siswa Peserta Aktif
          Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkereasi, menulis, berpetualangan, mendesain, menciptakan sesuatu, dan menyelesaikan masalah. Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan  minat dan mengurangi rasa keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar  yang aktif dengan memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa.
4.      Buatlah Tugas yang Menantang Namun  Sesuai
          Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang tetapi realitis, realitis dalam pengertian bahwa standar tugas yang berbobot ntuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, tetapi tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya semangant untuk belajar.
5.      Ciptakan Suasana Kelas yang Kondusif
          Kelas yang aman tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar disuatu kelas   yang menghargai dan menghormati akademis mereka, mereka cendrung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.
6.      Berikan Tugas Secara Profesional
          Jangan hanya berorientasi pada nilai dan berikan penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai sepenuhnya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari kelebihan mereka dan kekurangan mereka  serta apa yang mereka bisa tingkatkan. Berikan komentar  anda secara  jelas. Berikan kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup. Jangan mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan  anda.
7.      Libatkan Diri Anda untuk  Membantu  Siswa Mencapai Hasil
          Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan  dalam  proses  belajar  mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan mereka.
8.      Berikan Petunjuk pada Para Siswa agar Sukses dalam Belajar
          Jangan berikan siswa berjuang sendiri dalam belajar.  Sampaikanlah pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.
9.      Hindari Kompetisi Antarpribadi
          Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar  dan sebagian siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan kecenderungan  untuk membanding-bandingkan antara siswa yang satu dan siswa yang lain dan membuat perpecahan diantara para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana para siswa bisa saling bekerja sama.
10.  Berikan Masukan
          Berikan masukan pada para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi oleh kata-kata yang positif dibanding ungkapan negatif. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses dimasa yang akan datang.
11.   Hargai Kesuksesan dan Keteladanan
          Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk performa rendah yang ditujukkan siswa anda. Akan lebih baik bila anda memberikan apresiasi bagi siswa yang menunjukkan kelakuan dan kinerja yang baik. Ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa anda merupakan penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi  siswa yang lainuntuk berprestasi.
12.  Antusias dalam Mengajar
          Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Bila anda terlihat bosan dan antusias, para siswa akan menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk selalu tampil baik, percaya diri, dan antusias di depan kelas.
13.  Tentukan Standar yang Tinggi (tetapi realistis) bagi seluruh siswa.
          Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan terhadap performa dan kepercayaan diri mereka. Bila anda mengharapkan seluruh siswa untuk termotivasi, giat belajar, dan memiliki minat yang tinggi, mereka cendrung akan bertindak mengikuti kehendak anda. Anda harus yakin bahwa anda mampu memberikan motivasi tinggi pada siswa.        
14.  Pemberian Penghargaan untuk Memotivasi
          Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah, dan sebagainya, mungkin efektif bagi sebagian siswa (biasanya bagi anak kecil) tetapi metode ini harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi menciptakan kompetensi.
15.  Ciptakan Aktivitas yang Melibatkan Seluruh Siswa dalam Kelas
          Buatlah aktivitas yang melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu kelas.      Hal ini akan membagi pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa dengan seluruh siswa di kelas tersebut.
16.  Hindari Penggunaan Ancaman
          Jangan mengancam siswa anda dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah. Bagi sebagian siswa ancaman untuk member nilai rendahmungkin efektif, tetapi hal tersebut bias memicu mereka mengambil jalan pintas (menyontek).
17.  Hindarilah Komentar Buruk
          Gunakanlah komentar yang positif dan prilaku yang baik. Banyak siswa yang percaya akan kemampuan dan performa mereka. Jangan membuat pernyataan yang negatif kepada para siswa di kelas. Anda harus selektif dalam menggunakan kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apabila tidak hati-hati, kepercayaan diri siswa anda akan mudah jatuh.
18.  Kenali Minat Siswa-Siswa Anda
          Para siswa mungkin berada pada satu kelas, tetapi mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pahamilah siswa anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa minat, cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka. Pergunakanlah berbagai contoh dalam pembelajaran anda yang ada kaitanya dengan minat mereka untuk membuat mereka termotivasi dalam belajar.
19.  Peduli dengan Siswa-Siswa Anda
          Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki perhatian. Perlihatkan bahwa anda memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal tersebut tercermin pada kemampuan anda sebagai seorang guru.          
20.  Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan

Motivasi berpangkal dari kata “motif”, yang dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukuan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan. Misalnya, kebutuhan seseorang akan makanan menuntut seseorang mendorong untuk bekerja. Kebutuhan akan pengakuan sosial mendorong seseorang untuk melakukan berbagai upaya kegiatan sosial. Motivasi-motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu. Motivasi juga mempunyai fungsi sebagai berikut : a). Mendorong manusia untuk berbuat, b). Menentukan arah perbuatan yang hendak dicapai, c). Menyeleksi perbuatan. Ada beberapa sumber motivasi yang telah dipaparkan diatas seperti : a). Motivasi dari dalam individu, b). Motivasi dari luar individu. Dan ada beberapa strategi yang di paparkan antara lain : a). Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik, b). Gunakan metode dan kegiatan yang beragam, c). Jadikan siswa peserta aktif, d). Buatlah tugas yang menantang tapi sesuai, e). Ciptakan suasana kelas yang kondusif, f). Berikan tugas secara profesional, g). Libatkan diri anda untuk siswa mencapai hasil, h). Berikan petunjuk pada siswa agar mencapai hasil, i). Hindari kompetinsi antarpribadi, j). Berikan masukan, k). Hargai kesuksesan dan keteladanan, l). Antusias dalam belajar, m). Tentukan standar yang tinggi untuk siswa, n). Pemberian penghargaan untuk memotivasi, o). Ciptakan aktivitas yang melibatkan semua siswa, p). Hindari penggunaan ancaman, r). Hindari komentar buruk, s). Kenali minat siswa siswi anda, t). Peduli dengan siswa siswi anda,  u). Membantu kesulitan belajar secara individual maupun kelompok.

Daftar Pustaka
Majid, abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya
Fathurrohman, Pupuh & Sutikno, M. Sobry. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung ; PT.  Refika Aditama
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta; PT. Rajagrapindo Persada
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar